Fenway Sports Group

Fenway Sports Group
Swasta
IndustriInvestasi Olahraga
DidirikanDelaware , Amerika Serikat (2001 (2001))
PendiriJohn W. Henry
Thomas C. Werner
Kantor
pusat
,
Tokoh
kunci
John W. Henry
Tom Werner (chairman)
Michael Gordon (president)
David Ginsberg (vice chairman)
DivisiFenway Sports Management
Anak
usaha
Boston Red Sox
Liverpool F.C.
Pittsburgh Penguins
Fenway Park
Anfield
Fenway South (termasuk JetBlue Park)
RFK Racing (50%)
Worcester Red Sox (10%)
Salem Red Sox
Fenway Sports Management
New England Sports Network (80%)
MGM Music Hall at Fenway
Fenway Sports Group Real Estate
Fenway Music Company
Situs webfenwaysportsgroup.com

Fenway Sports Group Holdings, LLC atau lebih dikenal dengan sebutan FSG , adalah perusahaan olahraga yang merupakan pemilik utama dari beberapa klub olahraga di dunia seperti Boston Red Sox di Major League Baseball, Liverpool FC di Liga Utama Inggris , dan Pittsburgh Penguins dari National Hockey League .

FSG didirikan pada tahun 2001 sebagai New England Sports Ventures (NESV) ketika John W. Henry bergabung dengan Tom Werner, Les Otten, The New York Times Company, dan investor lain dalam membeli Red Sox. NESV kemudian merubah namanya menjadi Fenway Sports Group atau FSG pada bulan maret 2011 [1]

Selain memiliki Red Sox, Liverpool FC, dan Penguins, perusahaan yang terletak di Boston juga memiliki aset properti seperti stadion kandang untuk Red Sox ( Fenway Park ) dan Liverpool FC ( Anfield ) dan Fenway Sports Management ( yang kemudian memiliki Salem Red Sox), ditambah 80% dari New England Sports Network (NESN) dan 50% dari tim NASCAR Cup Series yaitu RFK Racing

FSG banyak mendapat pujian karena kemunculannya yang sukses sebagai perusahaan olahraga internasional yang hebat.[2] Mereka dikenal karena konsep "moneyball", yang sukses berjalan di beberapa usahanya.

Selain pujian, kritik juga pernah FSG dapatkan. Pada tahun 2019, kritik itu muncul karena FSG berencana membuat Liverpool FC untuk merek dagang Liverpool, yang ditolak karena pengaruh geografis dari nama tersebut.[3] tidak hanya itu pada tahun 2021, FSG terlibat dalam kontroversi atas usahanya bersama pemilik klub top eropa lainnya untuk menciptakan Liga Super Eropa, namun usaha ini gagal setelah adanya demo besar-besaran oleh kelompok suporter Liverpool FC. Dalam melakukannya, FSG berusaha untuk meniru elemen model olahraga Amerika Utara, menciptakan kompetisi dimana klub elit eropa saling bersaing satu sama lain dan tidak ada sistem promosi degradasi bagi klub pendiri. Florentino Perez merupakan pemimpin liga super ini, menjanjikan uang yang besar dari sponsor sehingga menarik perhatian pemilik klub-klub besar eropa seperti FSG. Atas kebijakan yang dinilai merugikan bagi Liverpool oleh para supoter Liverpool, Pemilik utama FSG, John W. Henry kemudian membuat video dimana ia menyatakan permintaan maaf atas hal tersebut dan akan bertanggung jawab penuh atas keterlibatan klub dalam rencana tersebut, yang kemudian liga super tersebut batal terlaksana.[4][5][6]

  1. ^ "NESV becomes Fenway Sports Group". 22 March 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2022-07-07. 
  2. ^ "Red Sox Nation Goes Global". Forbes. 31 March 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-30. Diakses tanggal 2022-07-07. 
  3. ^ "Liverpool FC fails in bid to trademark city's name". BBC News. 26 September 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 September 2019. 
  4. ^ Powell, Dave (2021-04-20). "Four reasons why Liverpool owners FSG want Super League to copy NFL model". Liverpool Echo (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-26. Diakses tanggal 2021-04-20. 
  5. ^ Pearce, James. "Klopp furious at FSG over Super League and Liverpool players and staff stunned by abuse at Leeds". The Athletic. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-29. Diakses tanggal 2021-04-20. 
  6. ^ "John W Henry's message to Liverpool supporters". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-01. Diakses tanggal 2022-07-07. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search